Dalam menjalani kehidupan sosial tidak bisa dipungkiri akan ada gesekan yang bisa terjadi antara kelompok masyarakat, baik yang berkaitan dengan ras atau agama. Dalam rangka mempertahankan integritas dan persatuan dalam masyarakat akan membutuhkan saling menghormati dan saling menghormati, sehingga gesekan yang dapat menyebabkan konflik dapat dihindari. Orang juga diperlukan untuk menjaga hak-hak dan kewajiban timbal balik antara mereka dari satu sama lain.
Toleransi Dalam Kemajemukan
Toleransi Kata berasal daribahasa Arab, tasamuh, yang berarti sikap yang baik dan toleran terhadap perbedaan dengan orang lain yang tidak sesuai dengan pembentukan dan keyakinan. Manusia diciptakan dengan berbagai ras, bangsa, suku, bahasa, adat istiadat, budaya, dan agama.Menghadapi kenyataan ini, setiap manusia harus toleran atau tasamuh. Dengan toleransi dan tasamuh luas dan terbuka, maka akan dapat membentuk masyarakat yang saling menghormati, menghargai, dan ada tumbuh kehidupan yang harmonis di antara anggota masyarakat, bangsa, negara, atau dalam kehidupan secaraumum. Kemudian masyarakat yang harmonis cenderung menghasilkan karya-karya besar bermanfaatbagimanusia itu.Pentingnya Toleransi
Tanpa toleransi, pengikut agama dalam
masyarakat multikultural akan selalu berdebat. Dalam Hadis,
Rasulullahs.a.w. menekankan pentingnya toleransi. Hadis diarahkan kepada
umat Islam untuk menjadi baik dan ramah kepada orang-orang non-Muslim yang telah membuat perdamaian dan kerjasama di bidang sosial,
sipil, kemanusiaan, kegiatanekonomi, politik, dan sebagainya. Dalam
hadis lain, Rasulullah s.a.w. menjelaskan tentang kewajiban setiap muslim
untuk memberikan perlindungan terhadap kelompok minoritas non-Muslim di
bawah kekuasaan Muslim.
Toleransi Pilar Umat Pilihan
Sebagai orang-orang pilihan, umat Islam
memiliki karakteristik masyarakat pertengahan (umat unwasathan) yang
berarti bahwa orang-orang yang menyeimbangkan antara fanatik dan
liberal, antara menolak dan menerima, antara permanen dan fleksibel,
antara keras dan lembut, dan sebagainya . Karakteristik inilah yang
membuat umat Islam toleran umatlainnya untuk hidup damai, aman, dan
sejahtera dalam ikatan persaudaraan.
Peradaban Islam toleran
Ada sebuah kisah di zaman Nabi, Ada
seorangmuslim yang mencuri baju besi dari rumah keluarga Muslim dan
bersembunyi di rumah seorang Yahudi. Setelah tertangkap, sebelum Nabi
sipencuri bersaksi dia tidak mencurinya dan mencemarkan nama baik
orang-orang Yahudi yang menucurinya.
Nabi kemudian menerima wahyu dan
mengetahui kebenaran sehingga orang-orang Yahudi bebas dari biaya dan
Muslim yang berbohong mendapat celaan karena mereka telah dikhianati dan
berdosa. Itu adalah hak untuk membuktikan bahwa sejak Muslim pertama
melakukan terhadapumat toleran terhadap orang lain.
Peradilan Yang Adil dan Konsekuen
Islam memberikan keadilan tanpa pandang
bulu. Dalam beberapa cerita disebutkan bahwa ada orang lain yang meminta
bantuan dari para pemimpin Islam untuk keadilan. Hal ini membuktikan
bahwa orang lain menghargai konsekuenitas Islam dalam memberikan
keadilan.
Ukhuwah Islamiah, Ukhuah Wathaniah, dan Ukhuwah Insaniah
- Ukhuwah Islam adalah persaudaraan dan persahabatan yang terjalin antara sesama Muslim.
- Ukhuwah Wathaniah adalah persaudaraan di antara warga di satu negara dan satu bangsa.
- Ukhuwah Insaniah adalah persaudaraan dan persahabatan antara manusia disebut humaniora persaudaraan.
Manusia sebagai makhluk sosial sebagai
manusia akan membutuhkan lain dan berinteraksi. Ini akan mengembangkan
hubungan sosial dengan hubungan lain, seperti hubungan ekonomi, politik,
peradaban, budaya, dan sebagainya.
Hubungan Sesama Makhluk
Islam sebagai rahmat bagi alam semesta,
mengarahkan umat-Nya untuk mencintai makhluk lain selain manusia,
seperti mineral alami, alamnabati, hewan danalam. Al-Qur’an menyebutkan
bahwa makhluk hidup selain manusia sebagai unamt salukum ummat
(orang-orang seperti Anda) sehingga manusia harus mencintai orang lain
dan untuk melestarikan makhluk hidup dan alam semesta.
Toleransi Umat Beragama di Indonesia
Gagasan ini muncul terutama
dilatarbelakangi oleh meruncingnya habungan antar umat beragama. Sebab
munculnya ketegangan intern umat beragama tersebut antara lain :
- Sifat dari masing-masing agama, yang mengandung tugas dakwah atau misi.
- Kurangnya pengetahuan para pemeluk agama akan agamanya sendiri dan agama pihak lain.
- Para pemeluk agama tidak mampu menahan diri, sehingga kurang menghormati bahkan memandang randah agama lain.
- Kaburnya batas antara sikap memegang teguh keyakinan agama dan toleransi dalam kehidupan masyarakat.
- Kecurigaan masing-masing akan kejujuran pihak lain, baik intern umat beragama, antar umat beragama, maupun antara umat beragama dengan pemerintah.
- Kurangnya saling pengertian dalam menghadapi masalah perbedaan pendapat.
No comments:
Post a Comment