Sunday 7 August 2016

Perubahan Sosial



Para ahli filsafat, sejarah, ekonomi dan para sosiolog telah mencoba untuk merumuskan prinsip-prinsip atau hukum-hukum perubahan-perubahan sosial. Banyak yang berpendapat bahwa kecenderungan terjadinya perubahan-perubahan sosial merupakan gejala wajar yang timbul dari pergaulan hidup manusia. Ada pula yang berpendapat  bahwa perubahan sosial terjadi karena adanya perubahan dalam unsur-unsur yang mempertahankan keseimbangan masyarakat seperti misalnya perubahan dalam unsur-unsur geografis, biologis, ekonomis, atau kebudayaan. Kemudian ada pula yang berpendapat bahwa perubahan-perubahan sosial bersifat periodik dan non-periodik.

William F. Ogbunr memberikan pengertian --walau tidak memberi definisi tentang perubahan sosial--. Bagi Ogbunr, ruang lingkup perubahan-perubahan sosial mencakup unsur-unsur kebudayaan baik yang material maupun yang immaterial, yang dikemukakan adalah pengaruh besar unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur immaterial.
Secara khusus, Kingsley Davis mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Misalnya timbulnya pengorganisasian buruh dalam hubungan masyarakat kapitalis telah menyebabkan perubahan-perubahan dalam hubungan antara buruh dengan majikan dan seterusnya menyebabkan perubahan-perubahan dalam organisasi ekonomi dan politik.
Sementara Mac Iver lebih suka membedakan antara utilitarian elements dengan cultural elements  yang didasarkan pada kepentingan-kepentingan manusia yang primer dan sekunder. Semua kegiatan dan ciptaan manusia dapat diklasifikasikan ke dalam ke dua kategori tersebut di atas. Sebuah mesin ketik, alat pencetak atau sistem keuangan, merupakan utilitarian elements, karena benda-benda tersebut tidak langsung memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia, tetapi dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Utilitarian elements disebutnya civilization. Artinya, semua mekanisme dan organisasi yang dibuat manusia dalam upaya menguasai kondisi-kondisi kehidupannya, termasuk di dalamnya sistem-sistem organisasi sosial, teknik dan alat-alat material. Pesawat telepon, jalan kereta api, sekolah, hukum dan seterusnya dimaksukkan ke dalam golongan tersebut.
Definisi lain dinyatakan Selo Soermardjan. Bagi Soemardjan, perubahan sosial adalah segala perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Tekanan pada definisi tersebut terletak pada lembaga-lembaga kemasyarakatan sebagai  himpunan pokok manusia, perubahan-perubahan mana kemudian mempengaruhi segi-segi struktur masyarakat lainnya (Soekanto, 2001: 335).
Pitirim A. Sorokin berpendapat bahwa segenap usaha untuk mengemukakan bahwa ada suatu kecenderungan yang tertentu dan tetap dalam perubahan-perubahan sosial, tidak akan  berhasil baik. Dia meragukan kebenaran akan adanya lingkaran-lingkaran perubahan sosial tersebut. Akan tetapi perubahan-perubahan tetap ada, dan yang paling penting adalah bahwa lingkaran terjadinya gejala-gejala sosial harus dipelajari, karena dengan jalan tersebut barulah akan dapat diperoleh suatu generalisasi.
Kingsley Davis berpendapat bahwa perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan. Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagiannya yaitu: kesenian, ilmu pengetahuan, teknologis, filsafat dan seterusnya, bahkan perubahan-perubahan dalam bentuk serta aturan-aturan organisasi sosial.
Secara umum dari setiap pendapat yang ada menyatakan bahwa perubahan merupakan lingkaran  kejadian-kejadian. Perubahan sosial dalam masyarakat bukan merupakan sebuah hasil atau produk tetapi merupakan sebuah proses. Perubahan sosial merupakan sebuah keputusan bersama yang diambil oleh anggota masyarakat.

Selain itu dapat diketahui bahwa perubahan sosial mempunyai ciri-ciri tertentu, antara lain :

1.   Setiap masyarakat mengalami perubahan (masyarakat dinamis)
2.  Perubahan sosial berlangsung secara terus-menerus
3.  Perubahan sosial selalu diikuti perubahan-perubahan sosial lainnya
4.  Perubahan sosial yang terlalu cepat menyebabkan disintegrasi
5.   Perubahan sosial dapat berlangsung bidang material dan immaterial.

Faktor Penentu
Penyebab perubahan sosial masyarakat bisa bersumber pada banyak hal, yang terpenting mampu mengubah pola pikir dan perilaku masyarakat dalam melakukan interaksi. Media merupakan salah satu sarana yang mampu menyebabkan pola pikir dan perilaku masyarakat terpengaruh atau bahkan berubah sesuai dengan pesan atau informasi yang dikandung dalam media tersebut.
Beberapa sosiolog berpendapat bahwa ada kondisi-kondisi sosial primer yang menyebabkan terjadinya perubahan. Misalnya kondisi-kondisi ekonomis, teknologis, geografis, atau biologis menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan pada aspek-aspek kehidupan sosial lainnya (William F. Ogburn menekankan pada  kondisi teknologis). Sebaliknya ada pula yang mengatakan bahwa semua kondisi tersebut sama pentingnya, satu atau semua akan menyebabka perubahan-perubahan sosial.
Jika dirangkum ada beberapa aspek perubahan sosial, yaitu:
a.       Perubahan pola pikir masyarakat. Ssikap masyarakat pada berbagai persoalan sosial dan budaya disekitarnya yang berakibat terhadap pemetaan pola-pola pikir baru yang dianut masyarakat sebagai sikap yang modern, contoh tentang ada pekerjaan informal dan formal
b.      Perubahan perilaku masyarakat. Perubahan sistem-sistem sosial, masyarakat meninggalkan sistem sosial lama dan menjalankan sistem sosial baru, contoh adanya kebijakan atau standar acuan pembangunan baru.
c.       Perubahan budaya materi. Perubahan artefak budaya yang digunakan oleh masyarakat, misal model pakaian, karya fotografi, karya film, teknologi.

Dewasa ini proses-proses pada perubahan-perubahan sosial dapat diketahui dari adanya ciri-ciri tertentu, antara lain:
1.      Tidak ada masyarakat yang berhenti perkembangannya, karena setiap masyarakat mengalami perubahan yang terjadi secara lambat atau secara cepat.
2.      Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu, akan diikuti dengan perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga sosial lainnya. Karena lembaga-lembaga sosial tadi sifatnya interdependen, maka sulit sekali untuk mengisolasi perubahan pada lembaga-lembaga sosial tertentu saja. Proses awal dan proses-proses selanjutnya merupakan suatu mata rantai.
3.      Perubahan-perubahan sosial yang cepat biasanya mengakibatkan disorganisasi yang bersifat sementara karena berada di dalam proses penyesuaian diri. Disorganisasi akan diikuti oleh suatu reorganisasi yang mencakup pemantapan kaidah-kaidah dan nilai-nilai lain yang baru.
4.      Perubahan-perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaan atau bidang spiritual saja, karena ke dua bidang tersebut mempunyai kaitan timbal-balik yang sangat kuat.
a.      Social process: the circulation of various rewards facilities, and personel in an existing structure.
b.      Segmentation: the proliferation of structural units that do not differ qualitatively from existing units.
c.       Structural change: the emerge of qualitatively new complexes of roles and organization.
d.      Changes in group structure: the shifts in the composition of group, the level of consciousness of groups, and the relations among the groups in society”.

Proses Perubahan Sosial
Masyarakat dan kebudayaan manusia di manapun selalu berada dalam keadaan berubah. Rober H. Lauer berpendapat bahwa perubahan sosial itu sangatlah rumit untuk dijelaskan, sebab banyak hal yang mesti dikaji terutama berkenaan dengan seluruh tingkat dan aspek kehidupan sosial, yang jelas perubahan itu sendiri pasti adanya, namun yang berbeda hanyalah tingkat perubahannya itu sendiri, ada yang lambat, ada yang cepat.
Konsepsi para ahli tentang perubahan sosial memang berbeda-beda, namun pada dasarnya mereka bersepakat bahwa perubahan di dalam struktur masyarakat itu pasti ada, dan itu terjadi ketika ada perubahan di dalam mentalitas masyarakatnya. Pada umumnya perubahan mentalitas atau struktur masyarakat pasti akan berpengaruh pada proses interaksi sosial di dalam masyarakat.
            Dalam kajian sosiologis, secara umum ada beberapa tahapan perubahan masyarakat yang berkaitan dengan modernitas,

Tahapan Transisi Sosiologis
Primitif :
hidup secara terisolir dan berpindah-pindah disesuaikan dengan kondisi alam, muncul band (kelompok kecil)
Agrokultural
Bercocok tanam disuatu tempat dan memanennya serta berburu
Tradisional
Menetap, muncul desa, ada interaksi dalam satu desa dan mengembangkan budaya
Transisi
Desa sudah maju, tidak adaaa isolasi, transportasi sudah lancar. Ada penggunaan media informasi. Ada penyesuaian dengan inovasi. Ada sikap ambigu terhadap sikap, pandangan daan perilaku mereka.
Modern
Kehidupan sudah kosmopolitan dengan menonjolnya kehidupan individualis, profesionalisme di segala bidang. Penghargaan pada profesi menjadi kunci hubungan-hubungan sosial.Pendidikan relatif lebih tinggi
Postmodern
Masyarakat yang melampaui syarat masyarakat modern baik secara finansial, pengetahuan, dan relasi. Sifat-sifat menonjol : 1. Memiliki pola hidup nomaden 2. Secara sosiologis berada di titik nadir antara struktural dan agen 3. Lebih suka menghargai hal privacy dan kegemaran yang unik dan aneh-aneh 4. Sangat sekuler, nilai-nilai sosial yang subyektif dan liberal 5. Pemahaman bebas ada back to nature, back to religi.

Pola perubahan lain yang muncul dari implikasi dari perubahan sosial yang terjadi secara vertikal juga horisontal adalah :
1.      Memutar (siklus)
2.      Mengulang (repetition)
3.      Memecah
4.      Menyatu (diffusion)

Secara hiararkis perubahan sosial memiliki tingkatan yang sederhana di tingkat individu sampai perubahan sosial di tingkat dunia. Laurer (2001:6) membuat sistematika perubahan :

TINGKAT ANALISIS
WAKIL KAWASAN STUDI
WAKIL UNIT-UNIT STUDI
Global
Organisasi Internasional; ketimpangan internasional
GNP; data perdagangan
Peradaban
Lingkungan hidup peradaban atau pola-pola perubahan lain; evolusioner; dialektika
Inovasi ilmiah, kesenian dan inovasi lain-lain; institusi sosial
Kebudayaan
Kebudayaan; materiil; non materiil
Teknologi, ideologi, nilai-nilai
Masyarakat
Sistem stratifikasi;struktur; demografi; masalah sosial
Pendapatan; kekuasaan dan gengsi; peran; pertumbuhan penduduk; tingkat pembunuhan
Komunitasi
Sistem stratifikasi;struktur; demografi; masalah sosial
Pendapatan; kekuasaan dan gengsi; peran; pertumbuhan penduduk; tingkat pembunuhan
Institusi
Ekonomi, pemerintahan; agama; perkawinan; dan keluarga ; pendidikan
Pendapatan keluarga; pola pemilihan umum; jamaah gereja atau masjid; tingkat perceraian; proporsi penduduk di PT
Organisasi
Struktur; pola interaksi; struktur kekuasaaan; produkstifitas
Peranan; klik persahabatan; administrasi; tingkat produksi; output perpekerja
Interaksi
Tipe interaksi;komunikasi
Jumlah konflik; kompetisi atau kedekatan; identitas keseringan; dan kejarangan partisipasi  Interaksi
Peradaban
Sikap
Keyakinan mengenai berbagai persoalan; aspirasi
****

No comments:

Post a Comment