Para ahli filsafat,
sejarah, ekonomi dan para sosiolog telah mencoba untuk merumuskan prinsip-prinsip
atau hukum-hukum perubahan-perubahan sosial. Banyak yang berpendapat bahwa kecenderungan
terjadinya perubahan-perubahan sosial merupakan gejala wajar yang timbul dari
pergaulan hidup manusia. Ada pula yang berpendapat bahwa perubahan sosial terjadi karena adanya
perubahan dalam unsur-unsur yang mempertahankan keseimbangan masyarakat seperti
misalnya perubahan dalam unsur-unsur geografis, biologis, ekonomis, atau
kebudayaan. Kemudian ada pula yang berpendapat bahwa perubahan-perubahan sosial
bersifat periodik dan non-periodik.
William F. Ogbunr memberikan pengertian --walau tidak
memberi definisi tentang perubahan sosial--. Bagi Ogbunr, ruang lingkup
perubahan-perubahan sosial mencakup unsur-unsur kebudayaan baik yang material
maupun yang immaterial, yang dikemukakan adalah pengaruh besar unsur-unsur
kebudayaan material terhadap unsur-unsur immaterial.
Secara khusus, Kingsley
Davis mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi
dalam struktur dan fungsi masyarakat. Misalnya timbulnya pengorganisasian buruh
dalam hubungan masyarakat kapitalis telah menyebabkan perubahan-perubahan dalam
hubungan antara buruh dengan majikan dan seterusnya menyebabkan
perubahan-perubahan dalam organisasi ekonomi dan politik.
Sementara Mac Iver lebih
suka membedakan antara utilitarian elements dengan cultural elements yang didasarkan pada kepentingan-kepentingan
manusia yang primer dan sekunder. Semua kegiatan dan ciptaan manusia dapat
diklasifikasikan ke dalam ke dua kategori tersebut di atas. Sebuah mesin ketik,
alat pencetak atau sistem keuangan, merupakan utilitarian elements, karena
benda-benda tersebut tidak langsung memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia,
tetapi dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Utilitarian
elements disebutnya civilization. Artinya, semua mekanisme dan
organisasi yang dibuat manusia dalam upaya menguasai kondisi-kondisi
kehidupannya, termasuk di dalamnya sistem-sistem organisasi sosial, teknik dan
alat-alat material. Pesawat telepon, jalan kereta api, sekolah, hukum dan
seterusnya dimaksukkan ke dalam golongan tersebut.
Definisi lain dinyatakan Selo
Soermardjan. Bagi Soemardjan, perubahan sosial adalah segala perubahan-perubahan
pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi
sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap dan pola perilaku di
antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Tekanan pada definisi tersebut terletak pada
lembaga-lembaga kemasyarakatan sebagai
himpunan pokok manusia, perubahan-perubahan mana kemudian mempengaruhi
segi-segi struktur masyarakat lainnya (Soekanto, 2001: 335).
Pitirim A. Sorokin
berpendapat bahwa segenap usaha untuk mengemukakan bahwa ada suatu
kecenderungan yang tertentu dan tetap dalam perubahan-perubahan sosial, tidak
akan berhasil baik. Dia meragukan
kebenaran akan adanya lingkaran-lingkaran perubahan sosial tersebut. Akan
tetapi perubahan-perubahan tetap ada, dan yang paling penting adalah bahwa
lingkaran terjadinya gejala-gejala sosial harus dipelajari, karena dengan jalan
tersebut barulah akan dapat diperoleh suatu generalisasi.
Kingsley Davis berpendapat
bahwa perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan. Perubahan
dalam kebudayaan mencakup semua bagiannya yaitu: kesenian, ilmu pengetahuan,
teknologis, filsafat dan seterusnya, bahkan perubahan-perubahan dalam bentuk
serta aturan-aturan organisasi sosial.
Secara umum dari setiap
pendapat yang ada menyatakan bahwa perubahan merupakan lingkaran kejadian-kejadian. Perubahan sosial dalam
masyarakat bukan merupakan sebuah hasil atau produk tetapi merupakan sebuah
proses. Perubahan sosial merupakan
sebuah keputusan bersama yang diambil oleh anggota masyarakat.
Selain itu dapat diketahui bahwa perubahan sosial mempunyai ciri-ciri tertentu, antara lain :
1. Setiap masyarakat
mengalami perubahan (masyarakat dinamis)
2. Perubahan
sosial berlangsung secara terus-menerus
3. Perubahan
sosial selalu diikuti perubahan-perubahan sosial lainnya
4. Perubahan
sosial yang terlalu cepat menyebabkan disintegrasi
5. Perubahan
sosial dapat berlangsung bidang material dan immaterial.
Faktor Penentu
Penyebab perubahan sosial masyarakat bisa bersumber pada
banyak hal, yang terpenting mampu mengubah pola pikir dan perilaku masyarakat
dalam melakukan interaksi. Media merupakan salah satu sarana yang mampu
menyebabkan pola pikir dan perilaku masyarakat terpengaruh atau bahkan berubah
sesuai dengan pesan atau informasi yang dikandung dalam media tersebut.
Beberapa sosiolog
berpendapat bahwa ada kondisi-kondisi sosial primer yang menyebabkan terjadinya
perubahan. Misalnya kondisi-kondisi
ekonomis, teknologis, geografis, atau biologis menyebabkan terjadinya
perubahan-perubahan pada aspek-aspek kehidupan sosial lainnya (William F.
Ogburn menekankan pada kondisi
teknologis). Sebaliknya ada pula yang mengatakan bahwa semua kondisi tersebut
sama pentingnya, satu atau semua akan menyebabka perubahan-perubahan sosial.
Jika dirangkum ada
beberapa aspek perubahan sosial, yaitu:
a.
Perubahan pola pikir masyarakat. Ssikap masyarakat
pada berbagai persoalan sosial dan budaya disekitarnya yang berakibat terhadap
pemetaan pola-pola pikir baru yang dianut masyarakat sebagai sikap yang modern,
contoh tentang ada pekerjaan informal dan formal
b.
Perubahan perilaku masyarakat. Perubahan sistem-sistem
sosial, masyarakat meninggalkan sistem sosial lama dan menjalankan sistem
sosial baru, contoh adanya kebijakan atau standar acuan pembangunan baru.
c.
Perubahan budaya materi. Perubahan artefak budaya yang
digunakan oleh masyarakat, misal model pakaian, karya fotografi, karya film,
teknologi.
Dewasa ini
proses-proses pada perubahan-perubahan sosial dapat diketahui dari adanya
ciri-ciri tertentu, antara lain:
1.
Tidak ada masyarakat yang berhenti
perkembangannya, karena setiap masyarakat mengalami perubahan yang terjadi secara
lambat atau secara cepat.
2.
Perubahan
yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu, akan diikuti dengan
perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga sosial lainnya. Karena lembaga-lembaga
sosial tadi sifatnya interdependen, maka sulit sekali untuk mengisolasi
perubahan pada lembaga-lembaga sosial tertentu saja. Proses awal dan proses-proses selanjutnya merupakan suatu
mata rantai.
3.
Perubahan-perubahan sosial yang cepat biasanya
mengakibatkan disorganisasi yang bersifat sementara karena berada di dalam proses
penyesuaian diri. Disorganisasi akan diikuti oleh suatu reorganisasi yang
mencakup pemantapan kaidah-kaidah dan nilai-nilai lain yang baru.
4.
Perubahan-perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang
kebendaan atau bidang spiritual saja, karena ke dua bidang tersebut mempunyai
kaitan timbal-balik yang sangat kuat.
a. Social
process: the circulation of various rewards facilities, and personel in an
existing structure.
b. Segmentation:
the proliferation of structural units that do not differ qualitatively from
existing units.
c. Structural
change: the emerge of qualitatively new complexes of roles and organization.
d. Changes
in group structure: the shifts in the composition of group, the level of
consciousness of groups, and the relations among the groups in society”.
Proses Perubahan Sosial
Masyarakat dan kebudayaan manusia
di manapun selalu berada dalam keadaan berubah. Rober H. Lauer berpendapat bahwa perubahan sosial itu
sangatlah rumit untuk dijelaskan, sebab banyak hal yang mesti dikaji terutama
berkenaan dengan seluruh tingkat dan aspek kehidupan sosial, yang jelas
perubahan itu sendiri pasti adanya, namun yang berbeda hanyalah tingkat
perubahannya itu sendiri, ada yang lambat, ada yang cepat.
Konsepsi para ahli tentang perubahan sosial memang
berbeda-beda, namun pada dasarnya mereka bersepakat bahwa perubahan di dalam
struktur masyarakat itu pasti ada, dan itu terjadi ketika ada perubahan di
dalam mentalitas masyarakatnya. Pada umumnya perubahan mentalitas atau struktur
masyarakat pasti akan berpengaruh pada proses interaksi sosial di dalam
masyarakat.
Dalam kajian
sosiologis, secara umum ada beberapa tahapan perubahan masyarakat yang
berkaitan dengan modernitas,
Tahapan Transisi Sosiologis
Primitif :
|
hidup
secara terisolir dan berpindah-pindah disesuaikan dengan kondisi alam, muncul
band (kelompok kecil)
|
Agrokultural
|
Bercocok
tanam disuatu tempat dan memanennya serta berburu
|
Tradisional
|
Menetap,
muncul desa, ada interaksi dalam satu desa dan mengembangkan budaya
|
Transisi
|
Desa sudah
maju, tidak adaaa isolasi, transportasi sudah lancar. Ada penggunaan media
informasi. Ada penyesuaian dengan inovasi. Ada sikap ambigu terhadap sikap,
pandangan daan perilaku mereka.
|
Modern
|
Kehidupan
sudah kosmopolitan dengan menonjolnya kehidupan individualis, profesionalisme
di segala bidang. Penghargaan pada profesi menjadi kunci hubungan-hubungan
sosial.Pendidikan relatif lebih tinggi
|
Postmodern
|
Masyarakat
yang melampaui syarat masyarakat modern baik secara finansial, pengetahuan,
dan relasi. Sifat-sifat menonjol : 1. Memiliki pola hidup nomaden 2. Secara
sosiologis berada di titik nadir antara struktural dan agen 3. Lebih suka
menghargai hal privacy dan kegemaran yang unik dan aneh-aneh 4. Sangat
sekuler, nilai-nilai sosial yang subyektif dan liberal 5. Pemahaman bebas ada
back to nature, back to religi.
|
Pola
perubahan lain yang muncul dari implikasi dari perubahan sosial yang terjadi
secara vertikal juga horisontal adalah :
1.
Memutar
(siklus)
2.
Mengulang
(repetition)
3.
Memecah
4.
Menyatu
(diffusion)
Secara
hiararkis perubahan sosial memiliki tingkatan yang sederhana di tingkat
individu sampai perubahan sosial di tingkat dunia. Laurer (2001:6) membuat
sistematika perubahan :
TINGKAT
ANALISIS
|
WAKIL
KAWASAN STUDI
|
WAKIL
UNIT-UNIT STUDI
|
Global
|
Organisasi
Internasional; ketimpangan internasional
|
GNP;
data perdagangan
|
Peradaban
|
Lingkungan
hidup peradaban atau pola-pola perubahan lain; evolusioner; dialektika
|
Inovasi
ilmiah, kesenian dan inovasi lain-lain; institusi sosial
|
Kebudayaan
|
Kebudayaan;
materiil; non materiil
|
Teknologi,
ideologi, nilai-nilai
|
Masyarakat
|
Sistem
stratifikasi;struktur; demografi; masalah sosial
|
Pendapatan;
kekuasaan dan gengsi; peran; pertumbuhan penduduk; tingkat pembunuhan
|
Komunitasi
|
Sistem
stratifikasi;struktur; demografi; masalah sosial
|
Pendapatan;
kekuasaan dan gengsi; peran; pertumbuhan penduduk; tingkat pembunuhan
|
Institusi
|
Ekonomi,
pemerintahan; agama; perkawinan; dan keluarga ; pendidikan
|
Pendapatan
keluarga; pola pemilihan umum; jamaah gereja atau masjid; tingkat perceraian;
proporsi penduduk di PT
|
Organisasi
|
Struktur;
pola interaksi; struktur kekuasaaan; produkstifitas
|
Peranan;
klik persahabatan; administrasi; tingkat produksi; output perpekerja
|
Interaksi
|
Tipe
interaksi;komunikasi
|
Jumlah
konflik; kompetisi atau kedekatan; identitas keseringan; dan kejarangan
partisipasi Interaksi
|
Peradaban
|
Sikap
|
Keyakinan
mengenai berbagai persoalan; aspirasi
|
****
No comments:
Post a Comment